AT-TAHBIR: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir https://ejournal.mahadalylirboyo.ac.id/index.php/attahbir <table style="height: 405px; width: 694px;"> <tbody> <tr style="height: 248.33px;"> <td style="width: 168px; height: 248.33px;"><img src="https://i.imgur.com/wMnFrzO.png" width="152" height="215" /></td> <td style="width: 482.653px; text-align: justify; height: 248.33px;"> <p><strong>AT-TAHBIR: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir</strong> merupakan jurnal ilmiah yang terbitkan oleh Bidang Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah Ma'had Aly Lirboyo. Jurnal ini didedikasikan untuk publikasi artikel ilmiah yang berfokus pada 1) Studi Al-Qur'an 2) Kajian Ulumul Qur'an 3) Kajian Tafsir Al-Qur'an 4) Kajian Tafsir Ayat al-Ahkam 5) Kajian Balaghah Al-Qur'an. Jurnal ini terbit setahun tiga kali yakni pada bulan Maret, Juli dan November. Pengguna internet diperbolehkan untuk membaca, mengunduh, menyalin, mendistribusikan, mencetak, mencari, menautkan ke teks lengkap artikel, atau menggunakannya untuk tujuan lain yang sah tanpa meminta izin terlebih dahulu dari penerbit atau penulis. Hal ini sesuai dengan lisensi <a href="https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/">Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0)</a>.</p> </td> </tr> </tbody> </table> Bidang Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah Ma'had Aly Lirboyo id-ID AT-TAHBIR: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir <p><img src="blob:https://ejournal.mahadalylirboyo.ac.id/90334649-34cf-408b-b322-6e05531b097b" /></p> Penciptaan Jagat Raya dan Bumi dalam Perspektif Tafsir Al-Qur’an dan Sains https://ejournal.mahadalylirboyo.ac.id/index.php/attahbir/article/view/187 <p>Alam semesta adalah ciptaan Tuhan, yang merupakan bukti nyata atas kebesaran dan kekuasaan-Nya. Asal-usul alam semesta dapat dilihat dari sudut pandang teologis maupun ilmiah. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern, teori Big Bang menawarkan penjelasan rasional tentang terbentuknya alam semesta, sementara Al-Qur’an telah memberi isyarat tentang proses ini melalui Q.S. Al-Anbiya’. Al-Anbiya’ (21): 30. Perbedaan sudut pandang antara agama dan ilmu pengetahuan sering memberi kesan adanya pertentangan; oleh karena itu, diperlukan sebuah kajian yang dapat mengintegrasikan keduanya. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis integrasi makna antara tafsir Al-Qur’an dan teori-teori ilmiah mengenai penciptaan alam semesta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka serta analisis komparatif terhadap literatur tafsir klasik dan modern serta teori kosmologi kontemporer. Hasil penelitian menunjukkan adanya kesamaan makna antara tafsir dan ilmu pengetahuan, di mana keduanya menggambarkan alam semesta berasal dari satu kesatuan yang mengembang secara teratur. Secara teoretis, penelitian ini memperkaya khazanah tafsir ilmiah Al-Qur’an, sedangkan secara praktis memperkuat dialog harmonis antara wahyu dan ilmu pengetahuan modern.</p> Muhammad Jodi Prasetiyo Ainun Wahayuningtiyas Abi Amar Zubair Hak Cipta (c) 2025 Muhammad Jodi Prasetiyo, Ainun Wahayuningtiyas, Abi Amar Zubair https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ 2025-11-26 2025-11-26 2 1 1 24 Analisis Surat Al-Baqarah Ayat 205; Tinjauan Aplikatif Prinsip-Prinsip Syariat dalam Penyelesaian Konflik Lingkungan https://ejournal.mahadalylirboyo.ac.id/index.php/attahbir/article/view/194 <p>Studi ini mengkaji Surah Al-Baqarah ayat 205 dalam kerangka prinsip-prinsip hukum Islam dan penerapannya dalam penyelesaian konflik lingkungan. Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh eksploitasi manusia, seperti deforestasi, pertambangan, dan limbah industri, telah menjadi krisis global dengan dampak yang parah terhadap masyarakat, ekonomi, dan ekologi. Kasus seperti pertambangan nikel di Pulau Obi dan Wawonii di Indonesia menggambarkan bagaimana aktivitas industri yang tidak terkendali menyebabkan ketidakseimbangan ekologi dan ketidakadilan sosial. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi pustaka, penelitian ini mengeksplorasi tafsir Alquran, literatur hadits, dan pemikiran hukum Islam klasik untuk mengungkap dasar normatif etika lingkungan. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Islam menekankan keadilan <em>(al-‘adl),</em> tanggung jawab <em>(mas’ūliyyah),</em> dan keberlanjutan <em>(isti‘mār)</em> sebagai prinsip integral hukum. Nilai-nilai ini berakar pada konsep manusia sebagai khalifah di bumi <em>(khulafā’ fī al-ar</em><em>ḍ</em><em>)</em> yang diberi amanah untuk menjaga ciptaan, bukan merusaknya. Studi ini berpendapat bahwa penerapan nilai-nilai Islam dapat memberikan kontribusi teoretis terhadap yurisprudensi lingkungan <em>(fiqh al-bī’ah),</em> serta panduan praktis bagi pembuatan kebijakan, penyelesaian konflik, dan pemberdayaan masyarakat dalam menghadapi krisis ekologi. Studi ini menyoroti urgensi integrasi perspektif hukum Islam dalam kebijakan pembangunan berkelanjutan untuk menjaga kelestarian alam sekaligus martabat manusia.</p> Muhammad Basori M. Ibnu Farid Mubarok Hak Cipta (c) 2025 muhammad bashori, M. Ibnu Farid Mubarok https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ 2025-11-26 2025-11-26 2 1 25 46 Menelusuri Retorika Tafsir QS. Al-Fatihah Perspektif Fakhruddin ar-Rāzī dalam Mafātīh Al-Ghayb: Analisis dengan Pendekatan Hermeneutika-Retoris https://ejournal.mahadalylirboyo.ac.id/index.php/attahbir/article/view/202 <p>Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi retorika Fakhruddin ar-Rāzī dalam menafsirkan surat Al-Fātihah melalui magnum opus-nya, <em>Mafātīh al-Ghayb</em>, dengan fokus pada integrasi rasionalitas, teologi, dan keindahan bahasa. Penelitian ini penting karena menghadirkan perspektif baru dalam studi Al-Qur’an dengan menerapkan teori hermeneutik-retorika untuk memahami dimensi argumentatif dari tafsir klasik. Studi ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode studi pustaka. Data primer diperoleh dari teks asli <em>Mafātīh al-Ghayb</em>, sedangkan data sekunder didapatkan dari literatur pendukung seperti buku, jurnal, dan penelitian sebelumnya. Analisis menerapkan teori wacana hermeneutik-retorika Gadamer, dikombinasikan dengan prinsip-prinsip balāghah klasik (<em>ma‘ānī, bayān,</em> dan <em>badī‘</em>). Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa ar-Rāzī menggunakan retorika sebagai instrumen ilmiah sekaligus teologis untuk menjelaskan makna surat Al-Fātihah secara logis dengan mengintegrasikan aspek kebahasaan, teologis, dan filosofis guna membangun argumentasi teologis. Kesimpulannya, <em>Mafātīh al-Ghayb</em> merepresentasikan model penafsiran rasional terhadap Al-Qur’an yang berlandaskan pada wahyu ilahi, sementara implikasi dari studi ini membuka jalan baru bagi keilmuan Al-Qur’an yang menjembatani retorika, akal, dan spiritualitas.</p> Achsanul Fawaid Hak Cipta (c) 2025 achsanul fawaid https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ 2025-11-26 2025-11-26 2 1 47 68 Korelasi Konsep Moderasi Beragama dengan Ayat Ummatan Wasaṭan; Studi Komparasi Tafsir Q.S Al-Baqarah Ayat 143 https://ejournal.mahadalylirboyo.ac.id/index.php/attahbir/article/view/195 <p>Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memainkan peran sentral dalam diskursus moderasi Islam (Islamic moderation). Konsep moderasi beragama harus dipahami dalam konteks, dengan mempertimbangkan dimensi agama, adat, etnis, dan bangsa Indonesia. Berbagai interpretasi moderasi beragama yang ditemukan dalam kitab tafsir (exegesis) melahirkan beragam persepsi mengenai sikap beragama yang ideal. Fenomena yang sering ditemui saat ini adalah munculnya ekstremisme atau sikap berlebihan (ghuluw) dalam praktik keagamaan. Studi ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan penafsiran para ulama tafsir (Qur’anic commentators) terkait korelasi antara konsep moderasi beragama dengan Q.S. Al-Baqarah ayat 143. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna lafadz (kata) serta maksud keseluruhan dari Q.S. Al-Baqarah ayat 143, dan mengidentifikasi korelasi serta penafsiran konsep moderasi beragama berdasarkan ayat tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Data diperoleh melalui studi komparatif dan analisis isi dari berbagai kitab tafsir yang relevan. Temuan penelitian ini menyatakan bahwa menurut Imam aṭ-Ṭabari dan Imam ar-Rāzi, kata ummat merujuk pada ikatan kesamaan yang mempersatukan makhluk hidup—manusia, hewan, dan lainnya—seperti spesies, suku, bangsa, ideologi, atau agama, dan sebagainya. Sementara itu, kata wasaṭan berarti adil, terpilih atau terbaik, tengah, seimbang, dan moderat. Sebagian besar sifat baik berada di tengah antara dua sifat buruk, seperti keberanian yang berada di antara rasa takut dan nekat, serta kedermawanan yang berada di antara kikir dan boros. Karena itu, ummatan wasaṭan adalah komunitas Muslim yang terpilih sebagai umat yang berada di posisi tengah, adil dalam menangani urusan, sehingga menjadi umat terbaik dan paling sempurna. Sebaliknya, menurut Syaikh Wahbah [az-Zuhayli] dan Sayyid Quthb, kata wasaṭan secara khusus diartikan dengan terbaik dan adil. Penelitian ini memperkuat konsep moderasi beragama dari perspektif Islam, baik secara teoretis maupun praktis.</p> Kholilurohim Abdu Somad Hak Cipta (c) 2025 Kholilurohim, Abdu Somad https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ 2025-11-26 2025-11-26 2 1 69 88 Persatuan dalam Berbangsa dan Bernegara; Studi Tafsir QS. Āli ‘Imrān ayat 103 https://ejournal.mahadalylirboyo.ac.id/index.php/attahbir/article/view/200 <p>Studi ini membahas konsep persatuan dalam QS. Āli ‘Imrān: 103 dan relevansinya terhadap kehidupan nasional Indonesia. Indonesia dikenal dengan keberagaman etnis, budaya, agama, dan bahasa, yang bisa menjadi sumber kekuatan sekaligus potensi konflik. Oleh karena itu, landasan teologis yang jelas untuk menjaga persatuan sangat diperlukan. Studi ini bertujuan untuk menjelaskan makna “berpegang teguh pada tali Allah” serta larangan perpecahan, kemudian mengaitkan gagasan-gagasan tersebut dengan cita-cita Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam masyarakat yang plural. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis dan tekstual. Sumber utama adalah QS. Āli ‘Imrān: 103 beserta tafsirnya dalam Tafsīr as-Sya‘rāwī, At-Tafsīr al-Munīr, dan At-Taḥrīr wa at-Tanwīr, yang didukung oleh literatur tentang nasionalisme dan masyarakat plural Indonesia. Temuan penelitian menunjukkan bahwa persatuan yang didasarkan pada keimanan, keadilan, dan penghormatan terhadap perbedaan sejalan dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika serta mendorong umat Islam untuk secara aktif menjaga keutuhan nasional dan kohesi sosial Indonesia.</p> Azkia Yamani Muhammad Haikal Azaim Hak Cipta (c) 2025 Azkia Yamani, Muhammad Haikal Azaim https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/ 2025-11-26 2025-11-26 2 1 89 108